Skip to main content

H-3 Pertukaran Pelajar ke Singapura (TF Scale)

Hari ini, aku akan menulis tentang persiapan 3 hari sebelum berangkat ke luar negeri (dalam hal ini Singapura), dalam rangka pertukaran pelajar. Sebagai gambaran, aku dan 18 teman dari POLINEMA (Politeknik Negeri Malang) akan tinggal di Singapura selama 25 hari dari 17 Maret - 11 April 2014 untuk belajar dan bertukar budaya. Semua biaya makan dan penginapan kami sudah ditanggung. Jika teman-teman pergi dengan tujuan berbeda dan harus mengeluarkan biaya pribadi, siapkan setidaknya 100 dolar/ hari karena itu adalah angka amannya. Tetapi jika sepertiku, teman-teman tidak harus membawa uang saku banyak. Ingin tahu detailnya? Langsung saja.

Uang Saku

Seperti yang aku katakan sebelumnya, makan dan penginapanku sudah ada yang menanggung. Bahkan, biaya jalan-jalan dan transportasi juga sudah di-cover penyelenggara TF Scale. Jadi, uang saku yang kubawa untuk 25 hari tidak perlu banyak. Aku hanya membawa uang sejumlah 160 dolar (nominal yang agak aneh, jika dirupiahkan kurang lebih 1,5 juta rupiah).

Beberapa teman-temanku ada yang membawa hingga 200-300 dolar. That's cool, that's fine, semakin banyak semakin baik karena untuk jaga-jaga di negeri orang, tapi perhatikan juga keamanan. Tapi, setelah aku baca lagi schedule yang dikirim hari ini oleh RP (Republic Polytechnic of Singapore), aku punya pertimbangan lain. Sepertinya, kami tidak akan mendapat banyak waktu luang di luar program. Jadi, kesimpulannya masih sama: untuk pertukaran pelajar, kita tidak memerlukan banyak extra money. Apalagi jika jadwalnya padat seperti ini. FYI, program ini dijadwalkan siang-malam dari hari Senin-Sabtu.

The exciting part is: sebelumnya, aku berpikir bahwa dalam menjalani program ini aku hanya akan berkutat di area kampus, sibuk dengan proyek Raspberry Pi saja! Ternyata oh ternyata, tertera jelas dalam jadwal bahwa kami akan sering keluar area kampus! Kranji War Memorial, Movies at Orchard, Sentosa, IDA, da Cysco System, dan Parliament House adalah sebagian lokasi yang dijadwalkan untuk dikunjungi ^_^

Cuplikan Jadwal TF Scale Selama 1 Minggu

Kamera

Setelah memahami jadwal, aku berpikir: dari pada membawa banyak oleh-oleh yang sifatnya mubadzir (harga barang di Singapura terkenal mahal), kenapa aku tidak lebih menekankan untuk membawa pulang banyak kenangan? Satu-satunya cara adalah dengan membawa a decent camera, kamera dengan kualitas jepretan yang lumayan oke. Setelah membaca jadwal dengan seksama, ingin rasanya mengabadikan momen disana secara full 24 jam non stop. Tapi, siapa yang bisa melakukannya? Paling tidak, teman-teman menyiapkan kamera jika ingin berkeliling Singapura. Banyak tempat-tempat yang layak dijadikan kunjungan, beberapa diantaranya sudah aku sebutkan.

Pakaian

Ke Singapura berarti memasuki negara tropis yang panasnya lebih parah dari Surabaya. Maka dari itu, pakaian yang breezy dan menyerap keringat sangat krusial. Bawa banyak pakaian boleh, tapi utamakan membawa t-shirt atau baju-baju yang adem. Tidak perlu membawa banyak jaket/ kardigan/ coat, karena yakin deh, tidak akan terpakai!

Untuk program 25 hari ini, aku membawa 2 pc seragam yang sudah disepakati dengan teman-teman, 5 stel kemeja, 3 kaos lengan panjang, 2 t-shirt, dan beberapa celana olah raga. Kenapa celana olah raga? Karena akan ada acara outbound di Pulau Ubin di minggu ke-3 program ini. Kebutuhan teman-teman bisa saja berbeda. Yang jelas, selama disana perhatikan kapan ada waktu untuk mencuci baju. Jika banyak waktu, mungkin bawa sedikit pakaian tidak masalah. Tapi jadwal padat di TF Scale, aku memilih untuk membawa baju yang setidaknya cukup digunakan selama seminggu penuh.

Demikian tips kali ini. Tulisan selanjutnya, mungkin jadi tulisan pertamaku di negeri orang, jika memang aku menulisnya di Singapura. Doakan masih ada waktu luang untuk menulis yaa.
As always, good luck and wish me luck also :-)

Baca juga Persiapan H-1 Bulan.

~ ♥ ~

Comments

Popular posts from this blog

Review Mustika Ratu "Simply Stay"

Seminggu yang lalu,  Mustika Ratu  mengirimkan paket untukku berupa rangkaian makeup terbaru mereka yang bernama  Simply Stay . Konsep produk simply stay ini adalah  basic makeup  yang praktis, tahan lama, dan berkelas tetapi tersedia dalam harga terjangkau. Konsep yang menarik, terutama untuk kalangan mahasiswi sepertiku, untuk wanita karier dengan kesibukan tinggi yang butuh makeup praktis, juga untuk ibu rumah tangga yang ingin dandanan serba simpel. Sebelumnya, aku hanya menggunakan produk Skin Care dan Body Care Mustika Ratu, belum tertarik mencoba lini makeup mereka. Tetapi, melihat statemen resmi Mustika Ratu bahwa rangkaian Simply Stay bisa  tahan hingga 8 jam , aku langsung tertarik ingin mencoba. Akankan produk-produk ini bertahan di wajahku yang kombinasi cenderung berminyak? Simak terus ya.. Rangkaian produk Simply Stay terdiri dari (1) moisturizer atau pelembab, (2) liquid foundation , (3) stick foundation , (4) two way cake , dan (5) loose powder . Produk

K-Pop Fashion and Talk - nu'est

KPOP Fashion and Talk Episode #1 NU'EST Kpop Fashion , especially the one that they featured on many Music Video, is a definite unique. It wasn't a typical outfit that someone would wear on a daily basis. It's so eye catching and million fan girls were killed to see their bias actually wear it in real life. NU'EST In this first episode of K-Pop Fashion and Talk, we're going to discuss about NU'EST. A korean boy band that captures our heart with their edgy concept about bullying at the beginning of 2012. NU'EST Minhyun Outfit As you may already know, NU'EST visual is Minhyun. In their first music video FACE, he and the rest of members as well, wearing a simple black blazer as their uniform with abstract pattern t-shirt underneath, because as I mentioned before, the MV's concept is again about bullying in school so they need to wear a uniform. Then, he just paired the blazer with black skinny trousers and of course, a pair of white sh

Sehari di Gunung Bromo bersama TF-SCALE

Gunung Bromo, 17 September 2014 Guncangan seru ini rasanya sudah berlangsung berjam-jam tanpa henti. Berenam: aku, Nabila, Mas'ul, Ido, Wendy, dan Bapak Sopir Hartop, tertawa dan bercanda sepanjang perjalanan dari penanjakan ke kaki gunung bromo. Ketika akhirnya turun dari Hartop, aku tahu perjalanan akan semakin seru karena kami akan bergabung dengan seluruh teman-teman dari Indonesia dan Singapura. Yup, Singapura! Perjalanan kali ini adalah salah satu kegiatan dalam rangkaian TF-SCALE yaitu pertukaran future leader  (pemimpin masa depan) antara Indonesia-Singapura tahun 2014 lalu. Ini adalah kali pertama aku akan naik gunung dan aku merasa terhormat sekaligus malu. Selama ini aku tinggal cukup dekat dengan gunung bromo, tetapi harus menikmatinya untuk pertama kali bebarengan dengan para turis. Tetapi, hal itu tidak sedikit pun mengurangi keasyikan perjalanan. Matahari Terbit di Penanjakan Seperti yang sudah aku ceritakan sebelumnya, sesaat sebelum naik Hartop k